JAKARTA – Mainloka.com | Presiden Soekarno menetapkan tanggal 22 Desember sebagai Hari Ibu Nasional. Tanggal ini diresmikan di bawah Dekret Presiden No. 316 thn. 1953, pada ulang tahun ke-25 Kongres Perempuan Indonesia 1928. Tanggal tersebut dipilih untuk merayakan semangat wanita Indonesia dan untuk meningkatkan kesadaran berbangsa dan bernegara.

Peringatan Hari Ibu itu berbeda-beda disetiap negara, dengan berbagai macam cara untuk merayakannya. Ada yang dengan cara membebaskan ibu dari tugas rumah yang biasa dilakukan ibu, dan dilakukan oleh ayah dan anak-anaknya. Ada juga yang memberikan kado special kepada ibu, dari anggota keluarga yang lain.

Ibu adalah sekolah pertama bagi sebagian besar anak-anak nya, bahkan ada yang tetap menjadi sekolah bagi anak-anak mereka meskipun anak-anaknya itu telah dewasa dan berkeluarga. Ibu memiliki cinta tanpa persyaratan tertentu kepada setiap anak-anaknya. Ibu yang memberikan warna-warni imajinasi anak-anak, diawal pertumbuhannya.

Tapi perlu diketahui bahwa cukup banyak anak-anak yang terlahir tanpa sempat melihat ibunya secara langsung, karena ibunya meninggal setelah melahirkannya. Mengutip berita dari republika online, “Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) mencatat, angka kematian ibu (AKI) ketika melahirkan di Indonesia terus meningkat dari tahun ke tahun”.

Pendarahan saat melahirkan menjadi salah satu penyebab kematian Ibu saat melahirkan, tidak terpenuhinya kebutuhan darah segera dari mereka yang juga memperparah keadaan ini. Jangan takut untuk Donor Darah, tetapi takutlah saat kita butuh darah, tidak ada persediaan darah untuk kita.

Donor darah itu sehat untuk para pendonor itu sendiri, tidak perlu kita merasakan butuhnya donor darah baru kita mau mendonorkan darah. Selagi badan sehat dan layak untuk Donor Darah, ayo Lakukan Donor Darah. Doa Keluarga dan Pasien juga akan baik untuk kita, semoga kita tidak perlu sampai membutuhkan transfusi darah seperti mereka.

Selamat Hari Ibu untuk semua Ibu, semoga kalian selalu diberikan kesehatan dan kebahagian. Terima Kasih sudah mendidik anak-anak kalian dengan baik, untuk masa depan yang baik. (eFKa)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) mencatat, angka kematian ibu (AKI) ketika melahirkan di Indonesia terus meningkat dari tahun ke tahun.

.

Direktur Eksekutif PKBI, Inang Winarso mengatakan, kondisi Indonesia saat ini mengalami masalah kesejahteraan dan kesehatan. Persoalan kesehatan yang utama adalah AKI yaitu para perempuan yang melahirkan, bersalin namun kemudian mengalami kematian.

.

Ia menjelaskan, berdasarkan laporan Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) mencatat rentang AKI tahun 2007 yaitu 228 kematian (132-323) per 100 ribu kelahiran hidup.

.

“Tetapi lima tahun kemudian atau 2012, AKI meningkat yaitu 359 (239-478) per 100.000 kelahiran hidup,” ujarnya, di Jakarta, Rabu (20/1).

.

Kondisi inilah, kata dia, yang membuat Indonesia disebutnya tidak akan dapat memenuhi harapan target Millenium Development Goals (MDGs) tahun 2015.

.

Dia menjelaskan, seharusnya AKI ditargetkan turun menjadi 112 per 100 ribu kelahiran hidup. Tetapi, faktanya AKI justru meningkat dan kini menjadi 359 kematian per 100 ribu kelahiran hidup.

.

“Fakta itu tidak digembar-gemborkan dan tidak menjadi perhatian kita. Padahal itu menjadi persoalan mendasar,” ujarnya.

.

Menurutnya, persoalan kesejahteraan betul-betul menjadi nomor dua setelah persoalan demokratisasi, politik, keterbukaan informasi, hingga modernisasi.

.

Buktinya, kata dia, anggaran kesehatan tidak memenuhi amanat undang-undang (UU) Kesehatan yang menetapkan bahwa anggaran kesehatan di Indonesia minimal 5 persen dari total Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)

.

Sementara kalau di daerah tingkat II, anggaran kesehatan minimal 10 persen.

.

“Bisa dicek, ternyata anggaran kesehatan Indonesia baru 2,3-3 persen dari APBN,” ujarnya.

.

Padahal, kata Inang, aspek kesehatan secara keseluruhan itu masih dibagi-bagi. Yaitu kesehatan ibu, anak, tetapi jumlah minimal anggaran kesehatan secara keseluruhan belum dipenuhi.

.

Sementara itu, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Indonesia Tjandra Yoga Aditama mengatakan, penyebab tertinggi kematian ibu melahirkan adalah kelompok hipertensi dalam kehamilan 32,4 persen dan perdarahan post partum 20,3 persen.

.

Namun pihaknya mengaku tidak tinggal diam. Upaya pemerintah untuk menurunkan AKI antara lain membuat pedoman RAN yaitu program percepatan penurunan angka kematian ibu secara nasional.

.

“Salah satunya adalah meningkatkan cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan (faskes),” ujarnya.

.

Kemudian Kemenkes juga mengaku melakukan peningkatan cakupan dan kualitas antenatal care.

sumber