Jakarta – ReplayID.com | Hallo kawan kawan Replayid, perkenalkan saya Ferdian Kelana, inisiator dari gerakan sosial Replay Indonesia yang mulai diperkenalkan tanggal 6 oktober lalu di event Festival Filantropi Indonesia 2016 yang berlokasi di JCC Senayan.

Sebelum mengenal lebih jauh apa sih itu Replay Indonesia? ada baiknya kita kembali kemasa awal mula sebelum gerakan ini terfikirkan untuk dibentuk. Masa dimana saya pertama kali bertemu dengan pasangan suami istri pembuat Boardgames, yaitu Pak Philip Triatna dan ibu Julie Tane. Pasangan yang sangat berdertak dan menginspirasi sekali perjalanan hidup mereka, kemana mana selalu bersama tak terpisahkan.

Pertama kali bertemu saat mereka berdua mengisi Kelas Inspirasi internal Volunteer dari Rumah Harapan Indonesia dan Blood For Life Indonesia. Artikle tentang mereka saat itu dapat dibaca di rumah-harapan.com, artikle ini ditulis tanggal 8 bulan februari tahun 2015. yup, setahun lalu.

Saat mendengarkan mereka itu, terfikirlah untuk menggunakan cara mereka untuk mengedukasi anak anak muda dengan Boardgames. Membuat boardgames yang nantinya akan mempermudah tugas relawan @Blood4LifeID untuk mengedukasi orang orang disekitarnya, tentang kesadaran akan golongan darahnya dan sadar keuntungan donor darah untuk diri sendiri. Saat itu saya masih sebagai salah satu pengurus dari pergerakan yang didirikan oleh Valencia M. Randa (@JustSilly) 7 tahun lalu itu.

Tanpa pengalaman membuat boardgames sebelumnya, saya mencoba untuk membuat boardgames ini. Mempelajari sendiri salah satu boardgames yang pernah dibuat oleh pak Philip dan Bu Julie, saya mulai berimajinasi seperti apa boardgames yang akan saya buat nanti. Sempat berdiskusi juga dengan beberapa kawan, dimana mereka menyarankan untuk membuat game yang lebih simple, tanpa board dan komponen komponen tambahan. Cukup menggunakan kartu, sebagai alat permainannya.

Ada salah satu penyakit keturunan yang tidak banyak orang tau, penyakit yang sangat jahat sekali yang bernama Thalassemia. Saya pertama kali diperkenalkan tentang penyakit ini oleh kak Nunu, Founder dari gerakan Darah Untuk Aceh yang fokus mengedukasi dan membantu masyarakat tentang penyakit ini. Saking jahatnya penyakit ini, saya menyebut penyakit ini sebagai Bahaya Laten Thalassemia. Anak anak yang terkena penyakit ini, hidupnya akan sangat bergantung pada transfusi darah seumur hidupnya. Thalassemia belum ada obatnya, tetapi penyakit ini dapat dicegah.

Inilah Table Top Game yang pertama kali saya buat, prototype pertama game kartu yang pertama kali diberi nama RESCUE FOR LIFE INDONESIA (@Rescue4LifeID). (eFKa)